KEUTAMAAN BULAN DZULHIJJAH

  • Jun 23, 2024
  • Admin Desa Peresak

PERESAK. Bulan Dzulhijjah selalu identik dengan ibadah haji dan umrah, Iduladha, dan puasa Arafah. Sayangnya, amalan memperbanyak takbir, tahmid, dan tahlil di bulan Dzulhijjah kurang begitu populer di kalangan umat Islam khususnya warga Muhammadiyah. Padahal menurutHJ. Novi Yanti Sandra Dewi, amalan ini memliki landasan yang kuat di dalam QS. Al-Hajj ayat 28.

HJ. Novi Yanti Sandra Dewi  menerangkan bahwa “al-ayyam al-ma’lumat” dalam QS. Al-Hajj ayat 28 adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Hal tersebut sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, “al-ayyam al-ma’lumat adalah hari-hari yang sepuluh”. Karenanya, kata Ruslan, para ulama menganjurkan agar umat Islam memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut.

“Kalau mengacu pada hadis yang diriwayatkan Ahmad, takbir itu sudah mulai disyariatkan ketika begitu hari pertama bulan Dzulhijjah. Ayatnya jelas yaitu QS. Al-Hajj ayat 28 kemudian dipertegas lagi oleh hadis riwayat Ahmad, perbanyak takbir, tahmid, dan tahlil,” terang anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Kader PWA NTB ini dalam acara yang diselenggarakan PWA NTB pada Jum’at (22/06/2024).

HJ. Novi Yanti Sandra Dewi  juga menyampaikan hadis Maukuf dimana Ibnu Umar dan Abu Hurairah bepergian ke pasar pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah seraya mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil. Kemudian orang-orang yang menyaksikannya mengikuti takbir Ibnu Umar dan Abu Hurairah. Kebiasaan para sahabat ini merupakan salah satu bukti dianjurkannya amalan ini.

Dihadiri oleh Kepala Desa Peresak, Kepala Dusun Ketua Yayasan Asy Asyfa’ , Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Pimpianan Cabang Muhammadyah Tanak Tepong, Tokoh Pemuda dan Masyarakat